Selasa, 31 Oktober 2017

Konsep Audit TSI

Tugas Softskill

Capaian 1

Penjelasan Konsep Audit TSI

Audit teknologi sistem informasi adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi dalam suatu perusahaan. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai target organisasinya.

Metode dan Alat Yang digunakan dalam Audit TSI

1. Wawancara
    Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Wawancara terbagi atas dua kategori, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Terstruktur
   Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.
b. Tidak terstruktur
  Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.

2. Observasi 
   Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:
a. Participant
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
b. Non participant
Non participant observation merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.

3.  Kuesioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu kuesioner terbuka, kuesioner tertutup, dan kuesioner semi terbuka.
a. Kuesioner terbuka
Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab.
b. Kuesioner tertutup
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian.
c. Kuesioner Semi Terbuka
Kuesioner semi terbuka adalah kuesioner yang pilihan jawabannya telah diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.

4. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Dokumen primer
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, misalnya: autobiografi
b. Dokumen sekunder
Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan atau cerita orang lain, misalnya: biografi.

Karakteristik kegiatan audit

· Objektif: independen yaitu tidak tergantung pada jenis atau aktivitas organisasi yang diaudit.
· Sistematis: terdiri dari tahap demi tahap proses pemeriksaan.
· Bukti yang memadai: mengumpulkan, mereview, dan mendokumentasikan kejadian-kejadian.
· Kriteria: untuk menghubungkan pemeriksaan dan evaluasi bukti–bukti






Proses atau tahapan audit TSI

a. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan ruang lingkup (scope), objek yang akan diaudit, standard evaluasi dari hasil audit dan komunikasi dengan managemen pada organisasi yang bersangkutan dengan menganalisa visi, misi, sasaran dan tujuan objek yang diteliti serta strategi, kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengolahan investigasi.
Perencanaan meliputi beberapa aktivitas utama, yaitu:
Ø Penetapan ruang lingkup dan tujuan audit
Ø Pengorganisasian tim audit
Ø Pemahaman mengenai operasi bisnis klien
Ø Kaji ulang hasil audit sebelumnya
Ø Penyiapan program audit
b. Pemeriksaan Lapangan (Field Work)
Tahap ini yang akan dilakukan adalah pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan pihak-pihak yang terkait. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapan berbagai metode pengumpulan data yaitu: wawancara, quesioner ataupun melakukan survey ke lokasi penelitian.
c. Pelaporan (Reporting)
Setelah proses pengumpulan data, maka akan didapat data yang akan diproses untuk dihitung berdasarkan perhitungan maturity level. Pada tahap ini yang akan dilakukan memberikan informasi berupa hasil-hasil dari audit. Perhitungan maturity level dilakukan mengacu pada hasil wawancara, survey dan rekapitulasi hasil penyebaran quesioner. Berdasarkan hasil maturity level yang mencerminkan kinerja saat ini (current maturity level) dan kinerja standard atau ideal yang diharapkan akan menjadi acuan untuk selanjutnya dilakukan analisis kesenjangan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kesenjangan serta mengetahui apa yang menyebabkan adanya kesenjangan tersebut.
d. Tindak Lanjut (Follow Up)
Tahap ini yang dilakukan adalah memberikan laporan hasil audit berupa rekomendasi tindakan perbaikan kepada pihak managemen objek yang diteliti, untuk selanjutnya wewenang perbaikan menjadi tanggung jawab managemen objek yang diteliti apakah akan diterapkan atau hanya menjadi acuhan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Proses Audit TSI

Audit dalam konteks teknologi informasi adalah memeriksa apakah sistem komputer berjalan semestinya. Tujuh langkah proses audit:
1. Implementasikan sebuah strategi audit berbasis manajemen risiko serta control practice yang dapat disepakati semua pihak.
2. Tetapkan langkah-langkah audit yang rinci.
3. Gunakan fakta/bahan bukti yang cukup, handal, relevan, serta bermanfaat.
4. Buatlah laporan beserta kesimpulannya berdasarkan fakta yang dikumpulkan.
5. Telaah apakah tujuan audit tercapai.
6. Sampaikan laporan kepada pihak yang berkepentingan.
7. Pastikan bahwa organisasi mengimplementasikan managemen risiko serta control practice.

Teknik Audit TSI

1. Teknik-teknik audit yang dapat digunakan untuk pengujian fisik adalah :
· Observasi/pengamatan 
Peninjauan dan pengamatan atas suatu objek secara hati-hati, ilmiah, dan berkesinambungan selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan suatu keadaan atau masalah.
· Inventarisasi/opname 
Pemeriksaan fisik dengan menghitung fisik barang, menilai kondisinya dan membandingkan dengan saldo menurut buku, kemudian mencari sebab-sebab terjadinya perbedaan apabila ada. hasil opname biasanya dituangkan dalam suatu berita acara.
· Inspeksi
Meneliti secara langsung ketempat kejadian, yang lazim pula disebut on the spot inspection, yang dilakukan secara rinci dan teliti.

2. Teknik audit yang digunakan untuk mengumpulkan bukti dokumen adalah :
· Verifikasi 
Pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran, ketelitian perhitungan, kesahihan, pembukuan, kepemilikan, dan eksistensi suatu dokumen.
· Cek
Menguji kebenaran atau keberadaan sesuatu dengan teliti.
· Uji atau Test 
Uji atau test adalah penelitian secara mendalam terhadap hal-hal secara esensial atau penting.
· Footing 
Menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan total dari atas ke bawah. Footing dilakukan terhadap data yang disediakan audit, tujuan teknik footing adalah untuk menentukan apakah data atau laporan yang disediakan audit dapat dibenarkan ketepatan perhitungannya.
· Vouching 
Menelusuri suatu informasi atau data dalam suatu dokumen dari pencatatan menuju kepada adanya bukti pendukung atau menelusuri mengikuti prosedur yang berlaku dari hasil menuju awal kegiatan.
· Telusur 
Teknik audit dengan menelusuri suatu bukti transaksi atau kejadian menuju ke penyajian dalam suatu dokumen.
· Scanning 
Penelaahan secara umum dan dilakukan dengan cepat tetapi teliti, untuk menemukan hal-hal yang tidak lazim atas suatu informasi.
· Rekonsiliasi 
Mencocokan dua data yang terpisah, mengenai hal yang sama dikerjakan oleh bagian yang berbeda.





3. Teknik-teknik audit yang dapat digunakan untuk mengumpulkan bukti analisis adalah
· Analisis memecah atau mengurai data informasi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil atau bagian-bagian, sehingga dapat diketahui pola hubungan antar unsur atau unsur penting tersembunyi. Teknik ini sering disebut bencmarking membandingkan dengan unit lain yang sejenis.
· Evaluasi merupakan cara memperoleh suatu kesimpulan dengan mencari pola hubungan atau dengan menghubungkan atau merakit berbagai informasi yang telah diperoleh baik bukti intern maupun ekstern.
· Investigasi adalah suatu upaya untuk mengupas secara intensif suatu permasalahan melalui penjabaran, penguraian, atau penelitian secara mendalam. tujuan yaitu memastikan apakah indikasi yang diperoleh dari teknik audit yang lainnya dilakukanmemang benar terjadi.
· Pembandingan yaitu membandingkan data dari satu unit kerja dengan unit kerja lain, atas hal sama dan periode yang sama atau hal yang sama dengan periode yang berbeda kemudian ditarik kesimpulan.

4. Teknik audit untuk mengumpulkan bukti keterangan adalah :
· Konfirmasi : adalah memperoleh bukti sebagai kepastian bagi auditor, dengan cara mendapatkan mendapatkan informasi yang sah dari pihak luar audit. konfirmasi terdapat konfirmasi positif yaitu konfirmasi yang harus dijawab secara tertulis oleh pihak luar dan konfirmasi negatif merupakan konfirmasi yang meminta jawaban tertulis bila data yang dikonfirmasi berbeda.
· Permintaan informasi : Permintaan informasi yang dilakukan dengan tujuan menggali informasi tertentu berbagai pihak yang berkompeten. hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu sumber informasi.

Regulasi Audit Teknologi Sitem Informasi

Regulasi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, misalnya: pembatasan hukum diumumkan oleh otoritas pemerintah, regulasi pengaturan diri oleh suatu industri seperti melalui asosiasi perdagangan, Regulasi sosial (misalnya norma), co-regulasi dan pasar. Indonesia belum memiliki Undang-Undang khusus atau cyber law yang mengatur mengenai cybercrime walaupun rancangan undang-undang tersebut sudah ada sejak tahun 2000 dan revisi terakhir dari rancangan undang-undang tindak pidana di bidang teknologi informasi sejak tahun 2004 sudah dikirimkan ke Sekretariat Negara RI oleh Departemen Komunikasi dan Informasi serta dikirimkan ke DPR namun dikembalikan kembali ke Departemen Komunikasi dan Informasi untuk diperbaiki.

Standar dan kerangka kerja

Standard Audit Sistem Informasi Menurut ISACA (Information System Audit And Control Association) :
· S1 Audit Charter
Tujuan, tanggung jawab, kewenangan dan akuntabilitas dari fungsi audit sistem informasi atau penilaian audit sistem informasi harus didokumentasikan dengan pantas dalam sebuah audit charter atau perjanjian tertulis. Audit charter atau perjanjian tertulis harus mendapat persetujuan dan pengabsahan pada tingkatan yang tepat dalam organisasi.

· S2 Independence
Ø Professional Independence
Dalam semua permasalahan yang berhubungan dengan audit, auditor sistem informasi harus independen terhadap auditee baik dalam sikap maupun penampilan.
Ø Organisational Independence
Fungsi audit sistem informasi harus independen tehadap area atau aktivitas yang sedang diperiksa agar tujuan penilaian audit terselesaikan.

· S3 Professional Ethics and Standards
Ø Auditor  sistem informasi harus tunduk pada kode etika profesi dari ISACA dalam melakukan tugas audit.
Ø Auditor sistem informasi harus patuh pada penyelenggarakan profesi, termasuk observasi terhadap standar audit profesional yang dipakai dalam melakukan tugas audit.

· S4 Professional Competence
Ø Auditor sistem informasi harus seorang profesional yang kompeten, memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan tugas audit.
Ø Auditor sistem informasi harus mempertahankan kompetensi profesionalnya secara terus menerus dengan melanjutkan edukasi dan training.

· S5 Planning
Ø Auditor sistem informasi harus merencanakan peliputan audit sistem informasi sampai pada tujuan audit dan tunduk pada standar audit profesional dan hukum yang berlaku.
Ø Audit sistem informasi harus membangun dan mendokumentasikan resiko yang didasarkan pada pendekatan audit.

· S6 Performance of Audit Work
Ø Pengawasan-staff audit sistem informasi harus diawasi untuk memberikan keyakinan yang masuk akal bahwa tujuan audit telah sesuai dan standar audit profesional yang ada.
Ø Bukti-Selama berjalannya audit, auditor sistem informasi harus mendapatkan bukti yang cukup, layak dan relevan untuk mencapai tujuan audit. Temuan audit dan kesimpulan didukung oleh analisis yang tepat dan interprestasi terhadap bukti-bukti yang ada.
Ø Dokumentasi-Proses audit harus didokumentasikan, mencakup pelaksanaan kerja audit dan bukti audit untuk mendukung temuan dan kesimpulan auditor sistem informasi.

· S7 Reporting
Ø Auditor sistem informasi harus menyajikan laporan, dalam pola yang tepat, atas penyelesaian audit.
Ø Laporan audit harus berisikan ruang lingkup, tujuan, periode peliputan, waktu dan tingkatan kerja audit yang dilaksanakan.
Ø Laporan audit harus berisikan temuan, kesimpulan dan rekomendasikan serta berbagai pesan, kualifikasi atau batasan dalam ruang lingkup bahwa auditor sistem informasi bertanggung jawab terhadap audit.
Ø Auditor sistem informasi harus memiliki bukti yang cukup dan tepat untuk mendukung hasil pelaporan.

Manajemen Resiko

Manajemen risiko adalah suatupendekatan terstruktur/metodologi dalammengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk : Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada resiko-resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum).

Cara Melakukan Manajemen Risiko dengan Efektif

Kerangka yang berkaitan dalam Manajemen Risiko Korporasi (MRK) yaitu:
Ø Lingkungan internal (internal environment)
Ø Penentuan sasaran (objective setting)
Ø Identifikasi peristiwa (event identification)
Ø Penilaian risiko (risk assessment)
Ø Tanggapan risiko (risk response)
Ø Aktivitas pengendalian (control activities)
Ø Informasi dan komunikasi (information and communication)
Ø Pemantauan (monitoring)

Sumber :



Rabu, 28 Desember 2016

PENGETAHUAN TEKNOLOGI SISTEM CERDAS




Di video ini saya menjelaskan pengetahuan teknologi sistem cerdas pada pop-up kartu Timezone



                                   link : https://www.youtube.com/watch?v=keRJr5mGbTs



Minggu, 10 Januari 2016

Usaha Kecil Menengah Bakoel Susu



TUGAS TEORI ORGANISASI UMUM

  Description: C:\Users\user\Desktop\logo_gunadarma1.jpg  

Kelompok 3
2KA09
SURVEY USAHA MIKRO KECIL-MENENGAH
“BAKOEL SUSU”



UNIVERSITAS GUNADARMA
2015

    ANGGOTA KELOMPOK:
      
       NPM                           NAMA          
        13114520                    ELSA ANGGRAEINI
       11114510                    ARDY RIZALDY
       17114499                    MUHAMMAD RIFQ
          16114971                    MUHAMAD KARNO
       16114740                    MOHAMAD AGUS P
        10114172                    ADAM RIYADI N
        1A114015                   SAPTO PRASETYO
       18114894                    RANDY HASTAJI DERIAN
         10114046                    ABDUL ROHMAT
        11114409                    ANNISABELLA ILMA NAFI
        18114507                    PRIADANIS NUGROH
        19114718                    RIZKY RAMDANI
        17114126                    MUHAMMAD BAHY JODIANTO
        17114046                    MUHAMMAD ADITYA
        15114094                    IFNU SHYFA







                                  KATA PENGANTAR

        

  Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Dan dengan rahmat dan karunianya, MAKALAH TEORI ORGANISASI UMUM (USAHA KECIL MENENGAH) ini dapat kami buat sebagai tugas kami. Sebagai bahan pembelajaran kami dengan harapan dapat di terima dan di pahami secara bersama.
           
        Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah TEORI ORGANISASI UMUM. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
           
              Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun penguraian makalah kami. Dengan harapan dapat di terima oleh Bapak/Ibu dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran kami.










Depok, 08 Januari 2016




Penulis




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................I

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

            1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1

            1.2 MANFAAT...........................................................................................................................1

BAB II PENDEFINISIAN.....................................................................................................................2

            2.1 DEFINISI UKM....................................................................................................................2

            2.2 JENIS-JENIS UKM..............................................................................................................2

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................................3

            3.1 BIOGRAFI............................................................................................................................3

            3.2 SEJARAH.............................................................................................................................3

            3.3 HASIL KUNJUNGAN.........................................................................................................4

            3.4 PRODUK-PRODUK YANG DIHASILKAN......................................................................8

            3.5 PORSI PENJUALAN...........................................................................................................8

BAB IV PENUTUP..............................................................................................................................10

            4.1 KESIMPULAN...................................................................................................................10
           
4.2 SARAN...............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................11







BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Minuman Susu sangat penting bagi manusia dengan kandungan gizi tinggi dan lengkap. Susu mengandung protein tinggi, lemak, vitamin, mineral, karbohidrat, zat besi, kalsium dan fosfor, sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi manusia. Dengan mengkonsumsi susu dapat membantu proses pertumbuhan, memperkuat tulang, menetralisir racun dalam tubuh, dsb.

Bisnis Susu merupakan salah satu bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat yang mengkonsumsi susu pada saat ini maka banyak usaha kecil menengah yang membuka usaha susu tersebut. Bukan hanya susu murni atau susu rasa coklat saja, sekarang sudah banyak berbagai aneka variasi susu yang ditawarkan. Macam-macam aneka variasi rasa susu tersebut seperti: susu rasa redvelvet, cream coklat, oreo, tiramisu, green tea, dll. Variasi rasa ini membuat masyarakat semakin meningkatkan minat dalam mengkonsumsi susu. Susu juga dapat dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat. Peluang usaha susu sangat menggiurkan. Peluang usaha ini juga mudah mendapatkan bahan bakunya yang merupakan susu.

1.2  MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bermanfaat sebagai contoh inspirasi dalam memulai suatu usaha.
2.      Dapat bermanfaat sebagai suatu proses belajar dalam wirausaha.
3.      Dapat mengkaji lebih dalam tentang susu yang diminati konsumen.
4.      Dapat mengetahui macam-macam aneka variasi susu.
5.      Untuk menambah pengetahuan tentang manfaat dari susu tersebut.




BAB II
PENDEFINISIAN
2.1 DEFINISI UKM

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

2.2 JENIS JENIS UKM :

a. Usaha Manufakur (Manufacturing Business)

Yaitu usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual kepada konsumen. Kalau anda bingung, contohnya adalah konveksi yang menghasilkan pakaian jadi atau pengrajin bambu yang menghasilkan mebel, hiasan rumah, souvenir dan sebagainya.

b. Usaha Dagang (Merchandising Business)

Adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen. Contohnya adalah pusat jajanan tradisional yang menjual segala macam jajanan tradisional atau toko kelontong yang menjual semua kebutuhan sehari-hari.

c. Usaha Jasa (Service Business)

Yakni usaha yang menghasilkan jasa, bukan menghasilkan produk atau barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah jasa pengiriman barang atau warung internet (warnet) yang menyediakan alat dan layanan kepada konsumen agar mereka bisa browsing, searching, blogging atau yang lainnya.






BAB III
PEMBAHASAN
3.1 BIOGRAFI
Nama Pemilik    : Ibu Hj. Herlina
Umur                   : -
Alamat                : Jln. Srengseng sawah RT/RW 10/06 No. 50 Jagakarsa,Jaksel
Tahun Bediri      : 2015
Nama Toko         : Bakoel Susu

3.2 SEJARAH
          Pada awalnya saya membuka bisnis ini pada tahun 2015 ketika keinginan untuk membuat tempat yang oke untuk minuman yang sehat juga tempat yang asik untuk sekedar lepaskan kepenatan Ibukota Jakarta sambil menikmati kebersihan, kemurnian dan kelezatan susu sapi segar yang telah di pasteurisasi.
            Mendirikan sebuah bisnis kuliner yang banyak diminati oleh banyak kalangan membuat saya terus mengasah dan mengelola kemampuan bisnisnya. Saya selalu mencari inovasi kuliner yang baru agar menarik perhatian konsumen. Dan saya berinisiatif untuk membuka bisnis kuliner saya yang diberi nama ‘BAKOEL SUSU’.
            Ada sesuatu yang menarik apabila anda datang ke tempat saya yaitu anda akan disuguhkan dengan suasana yang nyaman dengan bertemakan sapi. Ibu Hj. Herlina mengatakan bahwa tujuan membuat suasana bertemakan sapi pada tempatnya itu adalah untuk menarik minat pengunjung untuk singgah menikmati lezatnya susu sapi.





3.3 HASIL KUNJUNGAN
Gambar di atas adalah Rumah Makan yang bernama Bakoel Susu yang dimiliki oleh Ibu Hj Herlina, yang bertempat di daerah Serengseng Sawah. Rumah makan ini sekarang berjalan 1 tahun. Biasanya rumah makan ini menjual berbagai makanan dan jajanan juga tentunya susu yang menjadi ciri khas dari rumah makan ini.
Dalam menjalankan usahanya tersebut Ibu Hj Herlina menjual aneka makanan dan jajanan seperti roti bakar, pisang bakar, sosis, siomay, kentang goreng juga susu beraneka rasa yang bisa kita pesan di rumah makan tersebut. Rumah makan Bakoel Susu ini buka Setiap hari dari pukul 16.00 – 23.00 .




Dari gambar di atas terlihat tempat biasanya pengunjung memesan makanan maupun minuman. Terlihat menu makanan dan susu yang disajikan tertera di tembok. Juga terlihat alat yang biasanya di gunakan untuk membuat tutup pada minuman bagi pengunjung yang ingin memesan susu untuk di bawa pulang.
Dari gambar di atas terlihat Ibu Hj Herlina sedang menyiapkan minuman untuk para pengunjung.
Dari gambar di atas terlihat meja dan kursi yang tertata rapih dengan desain yang sederhana sebagai tempat biasanya para pengunjung untuk makan dan minum. Dan juga terlihat wastafel yang sengaja di buat untuk mencuci tangan bagi para pengunjung yang hendak makan di rumah makan tersebut.
Di tempat ini juga disediakan arena bermain untuk para pengunjung yang membawa anak agar tidak membuat mereka bosan.
Gambar di atas menunjukkan suasana pengunjung ketika hendak memesan dan memilih menu makanan dan minuman yang tersedia.

Gambar di atas menunjukkan suasana pengunjung di rumah makan tersebut.
PRODUK-PRODUK YANG DIHASILKAN
Produk-produk yang dihasilkan oleh usaha ini yaitu:
·         Susu
·        Roti Bakar
·        Pisang Bakar
·        Sosis
·        Siomay
·        Kentang Goreng

PORSI PENJUALAN
Dalam sehari usaha dari Ibu Hj. Herlina ini bias menjual produknya seperti susu hingga 50 liter biasanya 1 liter susu di jadikan 4 gelas, dalam sebulan bisa terjual hingga 1500 liter susu.
HARGA JUAL
Jenis makanan/minuman
Kisaran harga(Ribu/Rupiah)
Susu
8-10
Roti Bakar
7
Pisang Bakar
7
Sosis
12
Siomay
15
Kentang Goreng
8






                                                                        Gambar menu.














BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di UKM Bakoel Susu di daerah Serengseng Sawah. UKM ini merupakan tempat penyediaan makanan dan minum dengan harga terjangkau yang dimiliki oleh Ibu Hj Herlina, yang menyediakan berupa minuman seperti susu murni, susu avocado, susu strawberry, susu orea, susu jahe dan menyediakan makanan seperti sosis, roti bakar keju, roti bakar strawberry, roti bakar cokelat, french fried, pisang bakar keju, pisang bakar cokelat.
4.2 SARAN
Saran untuk bakoel susu yaitu agar dapat meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan dan membuat produk lebih kreatif agar beda dari yang lain karena dalam suasana persaingan yang semakin kompetitif, keberadaan UKM dituntut untuk dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Maka dari itu pelayanan, fasilitas, kenyamanan, keamanan, dan kebersihan harus ditingkatkan agar konsumen dapat merasa puas, dan dapat berjalan secara efektif dalam memenuhi tujuan dari promosi UKM.
DAFTAR PUSTAKA